Latest:

Pengertian Dongeng dan Jenis-jenis Dongeng

Pengertian Dongeng dan Jenis-jenis Dongeng

Pengertian Dongeng dan Jenis-jenis Dongeng


Menurut J.S. Badudu (1986:44) mengartikan dongeng ialah cerita yang lahir dari khayalan pengarang. Jadi dongeng adalah cerita yang tidak benar terjadi. Cerita dongeng tidak ada nama pengarangnya atau disebut juga anonim. Dongeng berfungsi sebagai media pendidikan. Dalam dongeng terkandung nilai-nilai yang diangkat dan dimanfaatkan dalam kehidupan nyata. Landasan teori tentang dongeng meliputi hakikat dongeng dan jenis dongeng.
a.   Hakikat Dongeng

J.S. Badudu (1986:45) Hakikat dongeng secara lisan adalah masalah kesusastraan yang mencakup ekspresi suatu kebudayaan yang turun temurun. Sastra lisan merupakan bagian dari tradisi, maka dongeng yang disampaikan dengan menggunakan bahasa yang berbeda-beda dan dengan bahasa sehari-hari.

Dalam buku Kamus Besar Bahasa Indonesia Lukman Ali dkk (1994:241) disebutkan bahwa dimaksud dongeng berarti cerita tentang hal-hal yang aneh dan tidak masuk akal, berbagai keajaiban, dan kesaktian, biasanya mengisahkan dewa, raja, dan putri. Dongeng merupakan salah satu contoh sastra lisan dan termasuk bagian dari faktor lisan sehingga lebih luas cakupannya.

Berdasarkan definisi dongeng di atas maka dapat disimpulkan bahwa dongeng adalah salah satu sastra lisan berupa cerita yang tidak benar-benar terjadi.

b. Jenis Dongeng
J.S. Badudu (1986:44) menyebutkan dongeng dalam kesusastraan Indonesia termasuk bagian sastra lama dalam bentuk prosa. Jenis prosa lama terdiri dari dongeng . Dongeng terbagi menjadi empat jenis yaitu dongeng binatang, dongeng tentang suatu kejadian, dongeng tentang orang-orang pandir atau malang, dongeng yang berhubungan dengan kepercayaan. Menurut J.S Badudu (1986:44-45) Dongeng dengan tokoh binatang yang disebut cerita fable, adalah dongeng yang ditokohi binatang dan banyak mengandung ajaran hidup. Binatang ini dilukiskan seperti manusia yang dapat berkata-kata dan bertindak. Dalam dongeng itu biasanya tak selalu binatang besar boleh berbuat sewenang-wenang terhadap binatang yang kecil, yang lemah. Perbuatan sewenang-wenang seperti itu harus mendapat ganjaran yang setimpal karena telah merugikan si lemah. Dongeng-dongeng binatang ini bersifat didaktis, contoh cerita Siswa Kancil, Kura-kura dan Kancil.

Abdulah (1986:51-52) mengungkapkan dongeng tentang sesuatu kejadian atau legenda adalah cerita yang mempunyai unsur animisme dan dinamisme. Kepercayaan nenek moyang kita yang demikian itu menelurkan kesusastraan yang disebut legende. Legende adalah dongeng asal usul terjadinya suatu tempat, gunung dan peristiwa lainnya. Dalam kesusastraan Sunda legende dinamakan”Dongeng Sasakala” contohnya, Terjadinya Gunung Tangkuban Perahu, Asal Usul Bledug. Menurut Abdulah (1986:52) bahwa dongeng tentang orang-orang pandir atau malang termasuk dongeng penggeli hati karena kepandiran atau ketololannya orang menjadi pelaku utama itu menderita kerugian atau mengalami kesusahan. Di sini pun sebenarnya tersimpul ibarat yang dapat diambil sebagai isyarat untuk selalu berhati-hati dan mempergunakan akal budi sebaik mungkin. Contoh lain Abu Nawas yang berasal dari Arab. Abu Nawas bukanlah orang yang baik tapi orang yang cerdik dan dengan akalnya selalu membela orang yang teraniaya.

Dongeng yang berhubungan dengan kepercayaan disebut juga myte. Dongeng ini tentang dewa-dewa atau mahluk kedewaan yang berhubungan dengan kepercayaan. Misalnya cerita Dewi Sri, cerita Nyai Roro Kidul.

No comments:

Post a Comment



































Free site counter